Kamis, 27 November 2014

Baluran Africa van Java

Foto bersama di padang savana
31 Agustus 2014, kami tidak jadi pulang karena kalu tidak sekalian ke Baluran sangat eman sekali. Setelah sarapan kami siap-siap menyiapkan apa saja yang perlu dibawa. Perjalanan dari pusat kota Banyuwangi kami tempuh selama +- 2 jam hingga akhirnya kami sampai di pintu gerbang Taman Nasional Baluran. Masih pagi, pukul 08.00 WIB kami tiba disana. Di bagian informasi kami dipersilahkan mengisi buku tamu dan membayar retribusi. Lalu dipersilahkanlah kami untuk melanjutkan petualangan di Taman Nasionala Baluran.

Bulan Agustus menurut informasi yang saya dapat adalah bulan yang tepat untuk mengunjungi Taman Nasional Baluran, karena pada bulan ini musim kemarau sedang datang dan padang savana ala Afrika akan memanjakan mata kami selama menjelajah Taman Nasional Baluran. Dari pos informasi lalu mulai kami memasuki hutan yang cukup rimbun, meskipun musim kemarau ternyata disini cukup banyak tumbuhan-tumbuhan yang masih hijau, inilah Evergreen Area. Disini kami melihat ada Ayam Hutan, Burung Merak, dan Rusa namun kami tak dapat mengabadikannya karena sudah keburu kabur duluan mendengar suara derum kendaraan kami.
Kumpulan rusa dan banteng yang menyebrang jalanan kami
Entah mengapa moyet ini berkumpul di pohon tak berdaun
Sekitar 10 Km kami lalui sampailah di Bekol, disini kami dapat melihat Taman Nasional Baluran di atas ketinggian dengan menaiki menara pandang. Tidak hanya padang rumput savana yang kami lihat, tapi pemandangan Gunung Baluran di sebelah barat dan kawanan moyet yang berada disekitar menara pandang. Di Bekol, ada kumpulan kerangka kepala banteng yang dipajang inilah maskot Taman Nasional Baluran. Tapi menurut informasi yang saya dapat, banteng jawa yang menjadi maskot ini semakin diambang kepunahan sejak ditanami pohon akasia dan kawanan banteng banyak yang mati akibat memakan daunan pohon akasia ini.
Bekol
Kerangka Kepala Banteng Jawa
Pengunjung dilarang merusak savana

Saya candid :p
Setelah dimanjakan dengan padang savana, Taman Nasional Baluran juga memiliki pantai. Bama nama pantai ini, kami dimanjakan dengan pasir putih dan batuan karang hitam disepanjang pantai. Di Pantai Bama ini kami semakin sering bertemu dengan kawanan monyet, dan dari cerita Mas Pendik jangan meletakkan benda apalagi makanan sembarangan nanti bisa diambil si monyet, tepatnya dirampas. Di Pantai Bama, sudah disediakan kantin, toilet dan tempat sholat jadi tak perlu khawatir akan kelaparan dan tidak bisa sholat di tengah hutan ini.
Pantai Bama
Berpose dipinggiran pantai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar